Hukum & KriminalTrending

Kejadian Memalukan di UIN Alauddin Makassar: Uang Palsu, Citra Kampus Palsu, dan Sikap Rektor yang Tak Tahu Malu

Loading

Makassar, Akurasi.id – kampus yang dikenal dengan tema “kampus peradaban,” kini tengah mengalami krisis kepercayaan yang cukup serius. Peristiwa mengejutkan terjadi ketika oknum pegawai kampus diduga terlibat dalam sindikat peredaran uang palsu. Lebih memprihatinkan lagi, pabrik pembuatan uang palsu tersebut diduga beroperasi di dalam lingkungan kampus, tepatnya di Gedung Perpustakaan yang seharusnya menjadi sumber cahaya ilmu bagi mahasiswa.

Meskipun kasus ini masih dalam penyelidikan, kabar ini jelas memberikan noda besar bagi citra UIN Alauddin Makassar, terlebih sebagai institusi pendidikan yang mengusung label Islam. Kejadian ini mengundang perhatian publik dan mencoreng nama baik kampus yang selama ini dikenal dengan komitmennya dalam mencetak generasi cerdas dan berakhlak mulia.

Baca Juga  Pengemudi Maut di Lambung Mangkurat Terancam 12 Tahun Penjara, Terbukti Mengemudi di Bawah Pengaruh Narkoba

Namun, yang lebih memalukan lagi adalah sikap rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis, yang dinilai tidak menunjukkan ketegasan dalam menangani kasus ini. Awalnya, Hamdan mengakui adanya oknum pegawai kampus yang ditangkap terkait peredaran uang palsu. Namun, sehari setelahnya, ia justru membantah berita tersebut dengan menyebutnya sebagai desas-desus belaka.

Pernyataan yang kontradiktif ini semakin memperburuk situasi. Alih-alih menunjukkan sikap ksatria dan meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya, rektor justru terkesan menghindar dari masalah. Dalam hal ini, bukan hanya citra kampus yang tercoreng, tetapi sikap pengecut dari pihak rektor juga sangat disayangkan.

Baca Juga  Patut Diwaspadai, Jelang Pilkada Kutim 2020, Akun Medsos Bodong Menjamur, Banyak Tebar Kebencian
Jasa SMK3 dan ISO

Sebagai pimpinan kampus, rektor seharusnya bertanggung jawab atas kejadian ini dan meminta maaf kepada publik. Sebagai institusi pendidikan, UIN Alauddin Makassar seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dan kejujuran. Namun, sayangnya, rektor tidak mengeluarkan sepatah kata pun sebagai bentuk permohonan maaf atau penyesalan atas kejadian yang mengguncang kampus ini.

Baca Juga  Dari Kebosanan Menjadi Kecanduan: Ilmu Dibalik Bagaimana TikTok Mengubah Perilaku Kita

Pada akhirnya, peredaran uang palsu yang melibatkan oknum pegawai kampus UIN Alauddin Makassar tidak hanya mencoreng citra kampus, tetapi juga membuka fakta bahwa citra kampus yang selama ini dibanggakan ternyata juga palsu. Sebuah peristiwa yang menarik perhatian publik dengan adanya hubungan antara uang palsu, citra kampus palsu, dan sikap rektor yang tak tahu malu.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button