Keluarga Yusuf Ancam Bakal Tuntut PAUD Lantaran Dianggap Lalai
Akurasi.id, Samarinda– Penemuan jenazah balita tanpa kepala di aliran eks anak Sungai Karang Asam masih menimbulkan teka teki. Meski demikian, pihak keluarga tetap menyatakan jika jasad tersebut merupakan anak mereka bernama Ahmad Yusuf Ghazali (4). Dengan kondisi tubuh yang mengenaskan, keluarga tak serta merta mempercayai jika tubuh yang disebut anak mereka itu sebagai korban banjir yang menjadi momok Samarinda selama ini.
Dijumpai, Minggu (8/12/19) malan tadi, sekitar pukul 20.00 Wita, Lukman (40) selaku kakak dari Bambang Sulistyo ayah Ahmad Yusuf Ghazali, jika penyebab kematian dari keponakannya itu adalah korban dari tindak kriminal.
“Jenazah itu tidak ada kepalanya, tidak mungkin karena banjir. Kami yakin pasti anak kami (Yusuf) sudah menjadi korban tindak kriminalitas,” terangnya di ruang jenazah RSUD AW Sjahranie.
Jenazah balita tanpa kepala yang diklaim sebagai Yusuf itu, kata Lukman, tidak mungkin jika terseret di selokan hingga titik di mana ia ditemukan. Berdasarkan perhitungan yang dihimpun media ini, dari saluran drainase di dekat PAUD biasa Yusuf dititipkan, memiliki jarak lebih kurang 3,61 kilometer.
Dengan jauhnya jarak, serta kondisi aliran eks anak sungai yang dangkal, sangat membuat Lukman tidak percaya. Ia begitu meyakini kalau Yusuf telah diculik seseorang, kemudian dibunuh dan jasad mungilnya di buang ke sungai tersebut.
“Kita yakin hal itu (korban kejahatan), karena melihat kondisinya (jenazah) yang tak lagi utuh,” imbuhnya.
Selain kondisi jenazah dan jarak antar PAUD ke lokasi penemuan, Lukman yang begitu mengenal Yusuf paham betul jika, hari di mana keponakannya menghilang tidak mungkin tanpa adanya para pelaku kejahatan.
Menurutnya, Yusuf adalah seorang bocah yang takut dengan air dan pasir. Terlebih jika ia tidak mengenakan alas kaki. Jadi sukar rasanya ia menerima alasan kalau keponakannya itu melarikan diri saat pengawasan dari PAUD melonggar.
“Kami begitu mengenalinya. Tidak mungkin dia bermain sendiri di luar,” imbuhnya.
Di hadapan awak media, sekali lagi Lukman menegaskan jika kemiripan pakaian yang ditemukan pada jenazah balita tanpa kepala itu, nyaris 100 persen dengan apa yang terakhir dikenakan Yusuf sebelum menghilang.
“Meski jenazahnya tidak bisa kita kenali. Tapi pakaian itu 100 persen milik keponakan kami,” tegasnya.
Tak hanya menuturkan dugaan terhadap kematian jenazah yang diduga Yusuf, kepada awak media Lukman pun mengatakan kalau dirinya bersama keluarga yang lain akan melayangkan tuntutan hukum kepada pihak yayasan PAUD.
Hal ini dikatakan Lukman perlu untuk dilakukan. Karena pada laporan awal Yusuf dikabarkan menghilang, sekitar pukul 15.00 Wita belum memasuki jam pulang belajar.
“Dia hilang itu saat masih di jam pengawasan. Maka dari itu kami akan menuntut karena kelalaiannya,” pangkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Upi
Editor: Dirhanuddin