Hukum & KriminalTrending

Menjaga Etika Wisata: Kemenpar Imbau WNA Patuhi Aturan di Indonesia

Kasus Pelanggaran WNA di Bali: Dari Perampokan hingga Pelanggaran Etika Wisata

Loading

Akurasi.id – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengimbau seluruh Warga Negara Asing (WNA) yang berkunjung ke Indonesia agar selalu menjaga sikap dan mematuhi peraturan yang berlaku. Imbauan ini disampaikan menyusul beberapa kasus pelanggaran hukum yang melibatkan wisatawan asing, terutama di Bali.

Deputi Pengembangan Pariwisata dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, menekankan bahwa setiap wisatawan seharusnya menghormati aturan dan budaya di destinasi yang mereka kunjungi. “Wisatawan harus menghargai aturan yang berlaku di setiap destinasi pariwisata. Setiap tempat memiliki budaya dan norma masing-masing,” ujar Hariyanto ,Jumat (31/1/2025).

Sebagai langkah preventif, Kemenpar telah menyusun pedoman Do’s and Don’ts bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali dan wilayah lain di Indonesia. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menjaga etika dan perilaku selama berwisata.

Promosi Responsible Tourism

Sejalan dengan prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan, Kemenpar terus mendorong konsep responsible tourism yang telah dicanangkan oleh UN Tourism sejak pandemi COVID-19. Melalui kampanye #TravelEnjoyRespect, wisatawan diimbau untuk menghormati tuan rumah dan menjaga kelestarian budaya serta lingkungan.

Baca Juga  Kendaraan Listrik untuk World Water Forum 2024
Jasa SMK3 dan ISO

“Kami ingin menghadirkan pariwisata yang berkualitas dengan mendatangkan wisatawan yang berkualitas pula, yakni mereka yang peduli terhadap kelestarian alam dan budaya di destinasi yang dikunjunginya,” kata Hariyanto.

Kasus Pelanggaran Hukum WNA di Bali

Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah pelanggaran hukum yang melibatkan WNA terjadi di Bali. Salah satu kasus yang menjadi sorotan adalah dugaan perampokan terhadap seorang WNA asal Ukraina berinisial II. Korban dan sopirnya diduga menjadi korban penculikan dan perampokan aset kripto senilai Rp3,4 miliar.

Selain itu, Pemkab Gianyar melalui Satpol PP menutup dan membubarkan operasional Parq Ubud, sebuah apartemen dengan fasilitas ruang kerja, restoran, dan kafe, karena ditemukan adanya pelanggaran izin.

Baca Juga  Sekolah Tatap Muka Belum Diizinkan, PGRI Kaltim: Harus Ada Evaluasi

Terdapat juga beberapa kasus yang berkaitan dengan etika wisatawan, seperti WNA yang tertangkap kamera melepas pakaian di tempat suci atau mengendarai motor tanpa mengenakan helm. Video-video tersebut sempat viral di media sosial dan menuai reaksi dari masyarakat serta pihak berwenang.

Polisi Bebaskan WN Rusia yang Dituduh Terlibat Perampokan

Sementara itu, Polda Bali membebaskan seorang WN Rusia berinisial KA (30) yang sebelumnya ditahan karena dugaan keterlibatannya dalam kasus perampokan bersenjata. Setelah diperiksa selama 24 jam, KA dinyatakan tidak bersalah dan dilepas pada Jumat (31/1/2025) malam.

“Iya (KA dilepas). Dari hasil pemeriksaan, yang bersangkutan tidak terlibat karena pada saat kejadian yang bersangkutan berada di Dubai, Uni Emirat Arab,” jelas Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Ariasandy.

Kasus serupa juga dialami oleh WN Rusia lainnya, Khasan Askhabov (30), yang sebelumnya dituduh terlibat dalam penculikan dan perampokan terhadap WN Ukraina, Igor Iermakov. Askhabov ditangkap di Bandara Ngurah Rai pada Kamis (30/1) namun akhirnya dibebaskan setelah terbukti tidak bersalah.

Baca Juga  Kaisar Akira Ayman, Putra Drummer Matta Band, Tewas Terseret Ombak di Pantai Kelingking

Pengacara Askhabov, Edward Pangkahila, mengungkapkan bahwa kliennya memiliki alibi kuat dan tidak berada di Indonesia saat perampokan terjadi. “Dia bisa menunjukkan bukti paspor bahwa ia tidak masuk ke Bali sebelum kejadian,” kata Edward.

Polda Bali hingga kini belum memberikan tanggapan lebih lanjut terkait pembebasan Askhabov.

Imbauan bagi Wisatawan

Dengan meningkatnya kasus pelanggaran yang melibatkan WNA, Kemenpar mengajak wisatawan asing untuk lebih menghormati budaya dan hukum yang berlaku di Indonesia. Pemerintah berharap dengan adanya panduan Do’s and Don’ts serta kampanye responsible tourism, kualitas wisatawan yang datang ke Indonesia semakin meningkat.

“Kami ingin wisatawan yang datang benar-benar sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan budaya. Ini bukan hanya untuk mereka, tetapi juga untuk masa depan pariwisata Indonesia,” pungkas Hariyanto.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button