Nah, Diam-Diam Isran Sudah Presentasi Ibu Kota ke Presiden Jokowi


Akurasi.id, Samarinda – Gubernur Kaltim Isran Noor diam-diam ternyata sudah menyampaikan presentasi kesiapan Kaltim sebagai ibu kota negara kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presentasi itu disampaikan orang nomor wahid di tanah Benua Etam itu selepas acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang berlangsung di Istana Negara, Bogor, pada Selasa (6/8/19).
Kepastian adanya pertemuan itu diakui Isran kepada awak media usai menghadiri salah satu acara di kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Wilayah Kaltim, Jalan M Yamin, Samarinda, pada Kamis (8/8/19).
Mantan Bupati Kutai Timur (Kutim) itu berujar, pertemuan itu sebagai agenda lanjutan atas penundaan yang dijadwalkan sebelumnya pada Senin (5/8/19). Pertemuan itu sendiri berlangsung tidak terlalu lama.
“Pada 5 Agustus memang ada penundaan karena ada masalah blackuot. Kemudian pada 6 Agustus, saya di undang ke acara Rakornas Karhutla. Setelahnya, saya diundang Pak Presiden untuk presentasi,” ungkap Isran.
Dalam kesempatan itu, Isran menyampaikan sendiri berbagai kesiapan Kaltim sebagai ibu kota negara. Tidak seperti yang dijadwalkan pada awalnya, Isran memaparkan seorang diri kesiapan Kaltim sebagai ibu kota negara kepada Presiden Jokowi.
“Presentasinya singkat saja (dengan Pak Presiden. Sebagai anak buah, ketika diminta presentasi oleh Pak Presiden, ya saya (langsung) presentasi,” ujar dia.
Isran menuturkan, ada beberapa poin yang dia sampaikan kepada Presiden Jokowi tentang kondisi di Kaltim. Antara lain, kesiapan dan dukungan dari pemerintah kabupaten/kota, serta masyarakat Kaltim, jika nanti dipercayakan sebagai pusat Pemerintah Indonesia.
“Saya sampaikan kalau Kaltim siap. Masyarakat dan Pemerintah Kaltim pada dasarnya sami’na wa atho’na. Mendengarkan dan taat,” cakap mantan politikus Partai Demokrat ini.
Selain itu, dari sisi kondisi lingkungan, Kaltim terbilang aman dari berbagai potensi bencana. Misalnya gempa bumi. Begitu juga dengan bencana kebakaran, di Kaltim nyaris enggak pernah ada.
“Yang lain-lainnya, termasuk soal keamanan dan ketertiban, sampai sekarang Kaltim tidak pernah ada kasus yang terkait dengan konflik SARA,” kata dia.
Kaltim dapat dikatakan sebagai miniatur Indonesia. Hampir semu suku dan agama di Nusantara, terdapat di Kaltim. Sejauh ini, semua golongan itu hidup rukun dan damai. Ketika pun ada konflik yang muncul ke permukaan, maka itu dapat langsung diredam cepat.
“Mengapa itu bisa sampai tidak terjadi, karena Kaltim itu, relatif komunitas anak suku, bangsa, dan agama di Indonesia ada banyak di sini. Hampir mirip-mirip, tidak begitu dominan,” cakapnya.
Hadir mendampingi Presiden Jokowi pada presentasi itu, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) Pratikno dan perwakilan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).
Minim Karhutla Jadi Keunggulan Kaltim

Pada Rakornas Karhutla yang berlangsung di Istana Negara, Bogor, pada Selasa (6/8/19), terungkap sejumlah data. Salah satunya, angka karhutla atau potensi hotspot di Kaltim adalah yang paling rendah dari semua provinsi di Indonesia.
Secara tidak langsung, minimnya kasus karhutla di tanah Benua Etam menegaskan, kalau Kaltim memang menjadi provinsi yang paling aman dari kasus karhutla. Itu menjadi daya jual tersendiri kepada pemerintah pusat.
Kepada awak media, Isran mengakui, kalau ada penurunan yang cukup drastis atas kasus karhutla di Kaltim. Bahkan sejak 2015 lalu, Kaltim menjadi daerah dengan potensi hotspot paling rendah di seluruh Indonesia.
“Boleh dikatakan sangat kecil (potensi karhutla di Kaltim). Kalaupun ada yang ditangkap satelit Noah, paling yang hanya di dapur-dapur orang saja, atau pembakaran sampah. Karena satelit Noah itu sangat sensitif,” ujar Isran sembari melemparkan candaan.
Untuk diketahui, penurunan hotspot di Kaltim dalam tiga tahun terakhir mencapai 85 persen. Angka itu menjadi yang paling rendah dari potensi karhutla yang terpantau satelit Noah di seluruh provinsi di Indonesia.
“Kalau yang (data hotspot) itu sudah beliau (Presiden Jokowi) tahu sendiri datanya. Beliau bahkan lebih duluan mengetahuinya kalau di Kaltim hotspot-nya nol, kecil. Jadi enggak usah dikasih tahu lagi,”.
Isran Juga Bincang Ibu Kota dengan Panglima TNI
Pada Selasa (8/8/19) pagi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, bertandang ke Kota Samarinda dalam rangka acara penutupan TMMD ke-105 di Kota Tepian. Gubernur Kaltim Isran Noor turut mendampinginya.
Masih kepada awak media, Isran berujar, kalau dirinya dengan Panglima TNI Marsekal Hadi ada bercerita tentang kondisi keamanan dan pertahanan yang dimiliki Kaltim. Tetapi obrolan itu menurutnya tidak benar-benar spesifik membahas rencana pemindahan ibu kota.
“Hanya sebatas cerita-cerita biasa. Saya enggak tahu juga, apakah ada kaitannya beliau (Panglima TNI Marsekal Hadi) datang ke sini (untuk meninjau kesiapan Kaltim sebagai ibu kota), saya enggak tahu. Saya hanya diskusi ringan saja,” tutur dia.
Untuk diketahui, dari sisi ekonomi, Isran menyampaikan, kalau nilai ekspor Kaltim 2018 yang langsung dari Pemerintah Kaltim sebesar 18,5 persen. Kemudian untuk nilai impor sekitar 14 persen.
Secara ekonomi, kata Isran, Kaltim surplus hampir Rp 14 miliar. Artinya, Kaltim menjadi salah satu pemberi kontribusi atau penyumbang yang mampu menekan defisit perdagangan. Itu menjadi nilai lebih tersendiri bagi Kaltim untuk menjadi ibu kota negara. (*)
Penulis/Editor: Yusuf Arafah