HeadlineTrending

Ribuan Nakes di Singapura Mundur, Lelah Hadapi Lonjakan Corona

Loading

Ribuan Nakes di Singapura Mundur, Lelah Hadapi Lonjakan Corona
Seorang pekerja medis menyiapkan jarum suntik di pusat vaksinasi COVID-19 di Singapura. (Edgar Su/REUTERS)

Akurasi.id – Tenaga kesehatan (nakes) di Singapura mulai ‘rontok’. Jumlah nakes di Singapura yang mengundurkan diri di tengah lonjakan corona makin banyak.

“Tingkat pengunduran diri petugas kesehatan tahun ini naik di tengah krisis tenaga kerja di rumah sakit,” kata Menteri Kesehatan Singapura Janil Puthucheary dikutip dari Channel News Asia, Rabu (3/11).

Sekitar 1.500 nakes di Singapura mengundurkan diri pada paruh pertama tahun 2021. Padahal sebelum pandemi COVID-19 jumlah nakes yang mundur rata-rata 2000an per tahun. Yang lebih banyak mundur adalah nakes warga negara asing. Jumlahnya hampir 500 dokter maupun perawat.

“Dibandingkan dengan sekitar 500 pada keseluruhan tahun 2020 dan sekitar 600 pada tahun 2019,” kata dia. Pengunduran diri ini sebagian besar diajukan karena alasan pribadi. Untuk migrasi atau pindah kembali ke negara asal mereka.

Jasa SMK3 dan ISO

Putchueary menggambarkan, kondisi nakes di Singapura seperti menghadapi maraton yang tidak berujung. Mereka lelah dan waktu bekerja mereka semakin tidak masuk akal.

“Orang-orang kami kelelahan secara fisik, mental, emosional – apakah mereka akan mengakuinya atau tidak.”

“Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tingkat pengunduran diri meningkat tahun ini,” kata Dr Puthucheary.

Baca Juga  Amarah Risma Kembali Pecah Saat Hadapi Mahasiswa di Lombok

Singapura kini tengah menghadapi gelombang COVID-19 kedua. Kasusnya terus meroket bahkan menyentuh rekor tertinggi sejak awal pandemi sebanyak 5.324 kasus pada Rabu (27/10) lalu. Keterisian ICU pun hampir menyentuh 80 persen.

Prof Zubairi: Lelah Fisik dan Mental

Tenaga kesehatan (nakes) di Singapura mulai ‘rontok’. Jumlah yang mengundurkan diri di tengah lonjakan corona makin banyak, bahkan menyentuh 1.500-an orang hanya dalam 6 bulan. Hal ini tentu harus menjadi perhatian Indonesia. Saat ini memang kasus di sini sedang melandai, tapi ancaman lonjakan selalu ada.

“Singapura krisis pekerja kesehatan. 1500 pekerja mundur, termasuk dokter dan perawat asing (2021). Sebagian besar mereka tidak bisa ambil cuti,” kata Ketua Satgas IDI Prof Zubairi Djoerban dalam akun Twitternya, dikutip Rabu (3/11).

Baca Juga  UPDET: Satu Lagi Warga Bontang Asal Klaster Gowa Terkonfirmasi Positif Covid-19

Zubairi mengatakan, dalam situasi lonjakan corona nakes pasti kewalahan. Bahkan untuk negara seperti Singapura yang sistem kesehatannya sudah baik.

“Perawat bekerja 175 jam per bulan (September). Peningkatan faskes menjadi beban berat pekerja,” jelasnya.

“Lelah fisik, mental, dan emosional,” tutup dia. Menteri Kesehatan Singapura Janil Putchueary menggambarkan, kondisi nakes di Singapura seperti menghadapi maraton yang tidak berujung. Mereka lelah dan waktu bekerja mereka semakin tidak masuk akal.

“Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tingkat pengunduran diri meningkat tahun ini,” kata Dr Puthucheary. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id
Sumber: Kumparan.com

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button