Trending

Niat Hati Donasikan Masker Bagi Tenaga Medis, Dokter di Bontang Malah Kena Tipu Online Rp12 Juta

Loading

rp 12 juta
Tak hanya Yuyun, teman sejawatnya pun terkena tipu dengan modus menjual masker. (istimewa)

Akurasi.id, Bontang –Kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) yang kian langka, membuat para petugas medis kelimpungan, salah satunya rumah sakit swasta di Bontang. Sialnya, bukannya iba dengan kondisi tersebut justru dimanfaatkan pedagang online yang mengaku menjual masker dengan harga selangit. Tak tanggung-tanggung, uang senilai Rp 12 juta menghilang tanpa jejak.

baca juga: Ingat, Mulai Maret Ini, PLN Tak Lagi Kirim Petugas Pencatat Meter, Ini Sebabnya

Ketika petugas medis berkorban menjadi garda terdepan menghadapi pandemi virus korona, namun niat suci mereka justru dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab. Ini menjadi kisah pilu bagi Yuniarti Arbain direktur rumah sakit swasta ini.

Niat hati ingin mengupayakan keselamatan petugas kesehatan di rumah sakitnya, perempuan yang disapa Yuyun ini merogoh kantong pribadinya senilai Rp 12 juta untuk membeli 40 kotak masker dengan tujuan mendonasikan kepada tim medis. Per kotaknya masker dihargai Rp 300 ribu. Normalnya harga masker Rp 50 ribu per kotak.

Jasa SMK3 dan ISO

“Itu uang pribadi saya, karena tidak boleh pakai uang rumah sakit kalau belanja online,” akunya kepada Akurasi.id, Kamis (26/3/20).

Baca Juga  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Dimulai 18 Januari

Tanpa curiga Yuyun menganggap harga tersebut wajar dalam kondisi genting seperti saat ini. Apalagi dia pernah mengetahui harga maskes melonjak hingga Rp 500 ribu per kotak. Sudah mencari ke sana kemari, masker masih sulit dia dapatkan. Akhirnya dia menemukan di Instagram (IG) penjual masker yang nampak terpercaya.

“Kami ingin mencari masker untuk teman-teman medis di RS. Jadi segala cara kami lakukan untuk dapat masker walaupun harga selangit dan enggak masuk akal. Tapi alhasil kami kena tipu lewat IG,” kata Yuyun.

Yuyun mengakui awalnya dia menyerukan para karyawannya untuk mencari APD di mana pun. Baik melalui keluarga dan kenalan yang berada di luar daerah. Bahkan berburu (hunting) di media sosial atau market place. Dalam usahanya mencari di market place inilah akhirnya Yuyun menjadi korban penipuan.

“Dibilang barangnya ada, tapi setelah ditransfer uangnya, barangnya tidak dikirim-kirimnya,” keluhnya.

Istri dari Fakhruzzabadi ini mengatakan penjual masker tersebut berdomisili di Jakarta. Usai bernegosiasi Yuyun langsung mentransfer uang senilai yang disepakati. Namun hari demi hari pengiriman masker dari Jakarta tersebut tiada kabarnya. Dia pun curiga. Nomor yang tertera di akun IG penjual masker itu tak dapat dihubungi. Akun IG-nya pun diblokir sehingga Yuyun tidak dapat menemukan oknum tersebut.

Baca Juga  7 Orang Hasil Swab Negatif, 4 Pegawai Kesehatan Berstatus OTG

“Rasanya saya marah. Ternyata teman saya di Jakarta juga ditipu. Pesan masker, memang dikirim, tapi isinya kardus,” terangnya.

Adanya kejadian itu, Yuyun berharap bisa menjadi pelajaran bagi lainnya. Saat belanja online diharapkan lebih berhati-hati saat bertransaksi.

“Semoga kejadian ini tidak menimpa lainnya. Berhati-hatilah saat belanja online,” imbuhnya.

Pakai Jas Hujan sebagai Alternatif Pengganti Hazmat Suit

rp 12 juta
Yuniarti Arbain. (istimewa)

Tak hanya kesulitan mendapat masker, APD baju astronot atau hazmat suit singkatan dari hazardous material yang biasa dipakai petugas medis melindungi diri dari virus ini juga langka. Yuyun mengaku pihaknya hanya memiliki 5 unit saja yang masih disimpan dan hanya digunakan ketika kondisi sangat darurat.

“Baju ini hanya bisa sekali pakai. Lalu dibuang setelah digunakan. Makanya kami simpan betul-betul,” bebernya.

Baca Juga  PPKM Diterapkan, Lapangan Bessai Berinta Ditutup

Untuk mengatasi kondisi kelangkaan APD, Yuyun mengatakan dirinya tidak putus asa. Pihaknya mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi masalah itu. Tak kehabisan akal, tim medisnya menggunakan jas hujan plastik sebagai pengganti baju astronot. Jas hujan ini digunakan petugas medis di bagian depan yang pertama kali menerima pasien. Meski murah sekira Rp 10 ribu harganya, namun jas hujan plastik ini pun ikut langka di Kota Taman –sebutan Bontang-.

“Harga Rp 10 ribu aja sekarang susah dicari. Kami sampai order ke Surabaya untuk mendapatkannya,” kisahnya.

Dalam situasi seperti ini, dia mengharapkan pemerintah kota Bontang melalui Dinas Kesehatan (Diskes), DPRD Bontang, dan masyarakat agar ikut peduli. Para petugas medis, kata dia, amat sangat membutuhkan dukungan. Dukungan apapun itu sangat berarti bagi petugas medis. Bisa berupa bantuan APD, bahkan vitamin, atau apapun itu.

“Tentunya untuk semua petugas medis yang saat ini bertugas menangani covid-19,” pungkasnya. (*)

Penulis: Yusva Alam
Dilengkapi: Suci Surya Dewi
Editor: Suci Surya Dewi


Print Friendly, PDF & Email

Artikel Terkait

Back to top button