Perseteruan Farhat Abbas dan Denny Sumargo: Dari Ancaman Fisik hingga Laporan Polisi
Ancaman Fisik Berujung pada Langkah Hukum
Akurasi.id – Perseteruan antara Farhat Abbas dan Denny Sumargo terus memanas setelah insiden yang melibatkan komentar tidak sopan di media sosial. Permasalahan ini bermula ketika Denny Sumargo mengomentari kasus penggalangan donasi yang melibatkan Agus Salim dan Novi Pratiwi Noviyanthi, yang bernilai Rp1,5 miliar. Komentar tersebut memicu kemarahan Farhat Abbas, yang kemudian mengancam Denny Sumargo.
Denny Sumargo, tak ingin diam saja, memutuskan untuk mendatangi rumah Farhat Abbas di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Namun, pertemuan tersebut tidak menyelesaikan konflik di antara mereka. Sebaliknya, Farhat Abbas justru mengambil langkah hukum dengan melaporkan Denny ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Kamis, 7 November 2024. Dalam laporannya, Farhat menyebut Denny melakukan dugaan diskriminasi ras dan ujaran kebencian dengan nomor laporan STTLP/B/3462/XI/2024/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya.
Farhat Abbas menjelaskan bahwa laporan ini merupakan bagian dari pertandingannya dengan Denny, bukan dalam konteks kekerasan fisik, melainkan melalui jalur hukum. Ia menekankan pentingnya etika dan harga diri dalam menyelesaikan perseteruan ini, mengatakan, “Saya mau mengatakan masalah siri (harga diri) itu bukan menggunakan body, pistol, atau senjata.”
Sementara itu, Denny Sumargo merasa keberatan dengan kedatangannya yang dianggap tidak sopan oleh Farhat. Denny menjelaskan bahwa ia terprovokasi saat Farhat mempertanyakan asal-usulnya, yang membuatnya menjelaskan latar belakang sebagai orang Makassar. “Makassar dan Bugis adalah suku yang bersaudara, yang mengutamakan harga diri dan jaga kehormatan lewat perilaku,” ungkap Denny.
Dalam pernyataannya, Denny juga menyampaikan permohonan maaf jika ada pihak yang tersinggung dengan ucapannya, terutama terkait kebanggaan akan sukunya. Kalimat “Sirri Na Pacce,” yang berarti menjaga harga diri, menjadi viral setelah insiden tersebut. Denny menegaskan bahwa ia tidak berniat menyinggung siapapun dan hanya berbicara dari perspektif budaya dan latar belakangnya.
Farhat Abbas, di sisi lain, menyatakan bahwa ia merasa tidak perlu menyelesaikan konflik ini melalui adu fisik. Ia lebih memilih untuk menggunakan jalur hukum dan membela hak-haknya. Farhat menegaskan bahwa pendekatan hukum lebih penting daripada konflik fisik dan akan berjuang untuk keadilan.
Menanggapi laporan Farhat, Denny Sumargo memberikan saran agar Farhat mundur dari kasus donasi Agus Salim. Denny merasa bahwa Farhat telah terlalu banyak campur tangan dalam urusan yang tidak ada kaitannya dengan dirinya. Denny juga mengajak Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi untuk mencari perdamaian agar situasi tidak semakin memanas.
Perseteruan ini menjadi sorotan publik, mengingat latar belakang kedua tokoh yang sama-sama dikenal luas di dunia hiburan dan olahraga. Sementara kasus donasi Agus Salim masih menyita perhatian, konflik antara Farhat Abbas dan Denny Sumargo menunjukkan betapa kompleksnya masalah yang berakar pada etika dan harga diri dalam interaksi publik.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy