Presiden RI Ke-3 BJ Habibie Tutup Usia, Diketahui Punya Riwayat Penyakit Jantung


Akurasi.id, Samarinda – Putra terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia, Presiden BJ Habibie, Rabu (11/9/19) sekira pukul 18.05 WIB, berpulang kepada Yang Maha Kuasa. Pria kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan (Sulsel) itu, diketahui tutup usia di RSPAD Gatot Soebroto dalam usia 83 tahun.
“Eyang. SAMPAI JUMPA DI KEABADIAN. Senangnya dah bisa ngelepas kangen sala eyang puteri, bisa berdua dua an lagi. Kita disini ikhlas asal eyang bahagia. SELAMAT JALAN. Terimakasih sudah membuat Indonesia jauh lebih baik, terimakasih sudah mengajarkan saya jadi PEJUANG, kalo bahasa eyang “PEMBERONTAK”. Love you,” tulis Melanie Subono, cucu keponakan BJ Habibie di akun media sosialnya.
Punya Masalah Jantung Sejak Usia Muda
Dikutip dari media detik.com, putra bungsu BJ Habibie, Thareq Kemal mengatakan, almarhum memang memiliki masalah jantung sejak usia muda. Hal ini mengakibatkan kesehatan jantungnya melemah. “Bapak saya memang dari dulu semenjak muda memang punya masalah dengan jantung, otomatis menua ini jantungnya sangat melemah,” ujarnya.
Pada Maret 2018, Habibie sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Munchen, Jerman diduga karena ada kebocoran pada klep jantung yang pernah dipasang. Dikutip dari Mayo Clinic, kebocoran klep jantung merupakan kondisi di mana klep jantung tidak berfungsi dengan baik, tidak menutup dan tidak kembali seperti semula.
Gangguan tersebut membuat darah sulit mengalir ke ruangan (bilik jantung) atau pembuluh darah seharusnya. Darah yang seharusnya mengalir ke pembuluh darah bisa berbalik kembali ke dalam jantung. Akibatnya, jumlah darah yang dialirkan ke tubuh akan berkurang.
“Kondisi ini menyebabkan pasien mudah lemah dan lemas, sering merasa lelah, nyeri dada, dan juga mudah ngos-ngosan serta kehabisan napas,” tulis Mayo Clinic. Pada Maret 2016, Habibie diketahui juga harus dirawat karena infeksi bakteri yang menyebabkannya mengalami demam. Namun tidak bisa dijelaskan terperinci tentang penyakit tersebut. (*)
Penulis/Editor: Yusuf Arafah