Akurasi, Nasional. Jakarta, 24 Desember 2023 – Sebuah tragedi besar mengguncang industri smelter nikel di Indonesia, khususnya di Morowali, Sulawesi Tengah, dengan meledaknya tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) pada Ahad, 24 Desember 2023. Ledakan tersebut menyebabkan 18 pekerja tewas dan puluhan lainnya mengalami luka berat hingga ringan.
Kejadian tragis ini memberikan sorotan pada pentingnya penegakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di lingkungan industri. PT ITSS, sebagai operator smelter, menghadapi tantangan serius terkait aspek keselamatan dan kesehatan kerja, terutama dengan meledaknya tungku smelter yang seharusnya merupakan bagian integral dari proses produksi.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah kerangka kerja yang dirancang untuk memastikan bahwa sebuah perusahaan atau organisasi mengelola risiko-risiko yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja dengan efektif. Namun, kejadian di PT ITSS menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan yang perlu dilakukan dalam hal penegakan dan implementasi SMK3 di sektor industri nikel.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh banyak perusahaan, termasuk PT ITSS, adalah lemahnya penegakan SMK3. Penerapan SMK3 yang baik memerlukan komitmen dari seluruh tingkatan perusahaan, mulai dari manajemen hingga pekerja lapangan. Namun, dalam banyak kasus, lemahnya pemahaman akan pentingnya SMK3 dan kurangnya kesadaran akan risiko-risiko potensial dapat menghambat implementasi yang efektif.
Dalam konteks PT ITSS, investigasi awal menunjukkan bahwa penyebab ledakan diduga berasal dari masih adanya cairan pemicu ledakan di bagian bawah tungku smelter. Ini mengindikasikan bahwa langkah-langkah keselamatan yang seharusnya diambil untuk mencegah kejadian tersebut mungkin kurang efektif atau bahkan tidak diterapkan dengan baik.
Kasus ini mencerminkan perlunya peningkatan dalam pemahaman dan pelaksanaan SMK3 di industri smelter nikel. Para pekerja perlu diberikan pelatihan yang memadai tentang keselamatan dan prosedur kerja yang benar. Manajemen harus memastikan bahwa sistem pemantauan dan evaluasi terus-menerus dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko.
Selain itu, kolaborasi erat dengan pihak berwenang dan lembaga terkait, termasuk Kementerian Ketenagakerjaan dan PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), penting untuk memastikan bahwa standar keselamatan dan kesehatan kerja diikuti dan diterapkan secara konsisten. Proses audit dan inspeksi rutin dapat membantu memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan dan standar yang telah ditetapkan.
Tragedi di PT ITSS menjadi momentum bagi seluruh industri smelter nikel untuk merefleksikan dan memperkuat sistem keselamatan dan kesehatan kerja mereka. Pemerintah, perusahaan, dan pekerja harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, menghindari terulangnya kejadian serupa di masa depan. Diperlukan upaya bersama untuk memastikan bahwa penegakan SMK3 bukan hanya menjadi formalitas, tetapi menjadi komitmen nyata untuk melindungi kehidupan dan kesejahteraan pekerja.(*)
Editor: Ani