Tiga Kebakaran dan Satu Penemuan Mayat Mewarnai Pergantian Tahun di Samarinda


Akurasi.id, Samarinda – Menjelang pergantian Tahun Baru, Kota Tepian -sebutan Samarinda-diwarnai berbagai macam peristiwa. Jika sehari sebelumnya, tepat pada Senin (30/12/19) lalu telah terjadi sebuah aksi penikaman yang dilakukan Didi Harto (24) kepada Jumariansyah (42) hingga menyebabkannya meninggal dunia. Selang sehari kemudian, tepatnya pada Selasa (31/12/19) di malam pergantian tahun, telah terjadi peristiwa kebakaran secara beruntun di tiga kecamatan berbeda.
Baca Juga: Kedapatan Miliki Narkoba, Dua Sekawan Habiskan Akhir Tahun di Penjara
Mula-mula kejadian mengamuknya si jago merah berawal dari Jalan Cut Mutia, Samarinda Kota sekitar pukul 18.45 Wita. Hiruk pikuk kota kala itu dibius dengan suara sirene pemadam kebakaran yang saling bersahutan membelah kerumunan kendaraan.
Saat tiba di lokasi kejadian, petugas telah mendapati api berkobar dengan begitu besarnya. Bertempat di tengah pemukiman padat penduduk membuat petugas sedikit kewalahan menjinakkan si jago merah.
Informasi didapat media ini dari pemuda bernama Abdi Firmansyah (20), awal mula api terlihat dari salah satu rumah bangsal tiga pintu yang berjarak sekitar lima meter dari kediaman keluarganya.
Abdi diketahui merupakan warga kawasan Sebulu, Kutai Kartanegara (Kukar). Saat itu dirinya beserta rombongan keluarga besar tengah berada di kediaman keluarganya untuk merayakan malam pergantian tahun. Saat Abdi tengah asyik duduk santai di ruang utama rumah keluarganya, tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan teriakan kakaknya dari dalam kamar mandi.
“Waktu itu kakak belum selesai mandi, terus langsung lari ke tengah, dia teriak kebakaran,” tuturnya.
Mendengar peringatan yang dikeluarkan sang kakak, Abdi beserta seluruh keluarga kemudian bergegas memastikan keadaan. Saat menengok keluar rumah, benar saja api kala itu telah menjadi besar dan menari pada bangunan berbahan dasar kayu tersebut.
“Pas keluar api sudah besar,” imbuhnya malam tadi.
Dengan sigap, Abdi beserta keluarganya coba menyelamatkan sejumlah barang berharga yang berada di hadapan mereka, seperti perlengkapan elektronik dan sejumlah dokumen. Melalui gang sempit, Abdi bersama keluarga berlari menjauh.
“Kayanya sih rumah enggak kena. Soalnya terhalang dengan bangunan tembok kantor kecamatan,” jelasnya.
Meski memiliki akses jalur yang terbilang sulit, namun karena berada tak jauh dari kawasan pusat kota, membuat sejumlah petugas dengan cepat menjangkau lokasi kebakaran. Sekitar 40 menit kemudian, api diketahui telah berhasil dijinakkan.
Dugaan dari peristiwa tersebut untuk sementara disinyalir akibat hubungan arus pendek listrik. Untuk kepastiannya, petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sedangkan korban dari peristiwa itu diketahui menghanguskan satu pintu dari tiga di rumah bangsal serta dua rumah tunggal di sekitarnya.
Sempaja Selatan dan Sungai Keledang Juga Ikut Membara

Perlahan, petugas terlihat mulai mengurangi meninggalkan lokasi kejadian. Sebagian petugas pemadam terlihat sibuk membersihkan unit kendaraan mereka serta melakukan isi ulang pada tangki airnya. Namun belum sampai keringat petugas kering, kembali diterima kabar jika kebakaran lain telah terjadi. Kejadian ini hanya berkisar dua jam dari kebakaran di Jalan Cut Mutia.
Sekitar pukul 20.40 Wita di malam pergantian tahun, si jago merah kembali mengamuk tepatnya di Jalan Wahid Hasyim 1, RT 25, Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara. Kejadian kedua ini diketahui menghanguskan satu bangunan permanen bertingkat yang dihuni oleh 5 jiwa 1 KK.
Informasi dari pemilik rumah yang juga merupakan Ketua RT 25 bernama Muslim (42), saat kejadian dirinya tengah bersama dengan beberapa karyawan salonnya berada di bagian depan rumah, sedang melayani pelanggannya untuk potong rambut.
Muslim diketahui memiliki ukuran rumah yang cukup panjang. Pada bagian depan ia gunakan sebagai tempat berwirausaha, sedangkan bagian belakang dan lantai atasnya sebagai kediaman pribadi.
“Pertama anak buah saya melihat ada asap. Pas di cek api sudah besar. Yang terbakar kasur waktu itu,” tuturnya kepada awak media.
Coba memadamkan api, Muslim bersama karyawannya menyimburkan air menggunakan peralatan seadanya. Namun usaha Muslim kala itu justru membuat api semakin besar berkobar.
“Api malah membesar, untung ada pemadam membantu,” jelasnya.
Karena kondisi rumah Muslim tepat bersisian dengan salah satu posko pemadam, maka api kala itu berhasil dijinakkan dalam waktu yang relatif singkat, yakni berkisar 30 menit. Api diketahui tak menghanguskan seluruh rumah Muslim apalagi sampai menyebar ke rumah warga lainnya.
Untuk peristiwa tersebut, pihak berwajib pun masih melakukan penyelidikannya untuk kepastian dan asal muasal api kala itu. Api yang berhasil dijinakkan membuat petugas kembali kepada posko masing-masing.
Namun lagi-lagi, tak berselang lama diperkirakan sekitar pukul 22.30 Wita, di Jalan Bung Tomo, Kelurahan Sungai Keledang, Samarinda Seberang petugas kembali mendapatkan informasi kalau api kembali menyala dari salah satu rumah warga.
Akan tetapi, pada peristiwa terakhir ini, dikabarkan petugas yang memang telah bersiaga dengan sigap mengendalikan amukan si jago merah. Hanya hitungan menit dari awal mula kabar diterima, petugas berhasil memadamkan api. Lagi-lagi, aparat kepolisian harus melakukan pekerjaannya guna melakukan penyelidikan dari kejadian tersebut.
Sementara itu, Kepala Damkar Samarinda Nursani saat dikonfirmasi secara terpisah memberikan imbauannya, kalau saat terjadi musibah kebakaran seperti malam tadi masyarakat seharusnya jangan mempersulit kerja petugas dengan cara berkerumun di sekitar lokasi kejadian.
“Sering saya sampaikan kepada warga maupun masyarakat tolong yang tidak berkepentingan jangan menghambat,” tegasnya.
Penemuan Mayat Bikin Sungai Mahakam Bikin Geger

Usai malam pergantian tahun, Rabu (1/1/2020) dini hari sekitar pukul 05.40 Wita, di perairan Sungai Mahakam tepatnya di dermaga kapal depan kantor Pemprov Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda Kota, petugas menemukan sesosok mayat pria tanpa identitas atau Mister X dengan kondisi mengambang.
Dengan kondisi tubuh yang telah membengkak, kulit kepala yang mulai mengelupas, jenazah Mister X itu langsung dievakuasi petugas dari unsur kepolisian maupun relawan yang masih bertugas melakukan pengamanan malam tahun baru.
Dikatakan Kapolsek Kawasan Pelabuhan (KP) Kompol Aldi Alfa Faroqi, Mister X pertama kali ditemukan oleh warga yang berprofesi sebagai pedagang setempat saat hendak bersimpun jualannya.
Kala itu, saksi tersebut mencium aroma tak sedap dan berbau menyengat dari arah Sungai Mahakam. Untung saja, kondisi saat itu sang fajar mulai menampakkan diri dari ufuk timur. Perlahan, saksi mata tersebut menelusuri bau menyengat itu. Walhasil ia mendapati sesosok jenazah Mister X dengan kondisi tertelungkup dan telah mengalami pembengkakan di sekujur tubuhnya.
Terkejut dengan apa yang ditemukannya, saksi itu langsung bergegas menyambangi petugas berwajib yang tak jauh dari tempatnya berjualan untuk melaporkan temuannya tersebut.
“Kami tidak menemukan satu pun identitas dari jenazah korban. Sekarang kami masih menghimpun keterangan sejumlah saksi,” tutur Aldi.
Lebih jauh dijelaskannya, dari pemeriksaan awal petugas tidak mendapati hal yang mengindikasikan adanya tindak kekerasan dari kematian Mister X.
“Kami masih menunggu hasil visum untuk kepastiannya,” imbuh Aldi.
Untuk ciri-ciri Mister X diperkirakan berusia 35 tahun, tinggi 165 cm, rambut pendek, berkumis, serta mengenakan celana jeans biru dan kaos lengan panjang warna hitam-biru.
“Dilihat dari ciri-cirinya, kondisi Mister X diperkirakan telah meninggal sejak tiga hari lalu. Saat ini jenazahnya telah di evakuasi ke rumah sakit umum (RSUD AW Sjahranie),” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Upi
Editor: Yusuf Arafah