Tim Forensik Ambil Sampel Darah Orangtua Yusuf Guna Identifikasi DNA


Akurasi.id, Samarinda– Jenazah balita tanpa kepala yang diklaim sebagai Ahmad Yusuf Ghazali terus diselidiki identitas sebenarnya oleh pihak kepolisian dan tim forensik RSUD AW Sjahranie. Rabu (11/12/2019) siang tadi, Bambang Sulistyo dan Melisari bertandang ke RSUD AW Sjahranie, guna memberikan sampel darah mereka.
baca juga:Â Fakta Medis Ungkap Kematian Jenazah yang Diduga Yusuf
Hal ini merupakan tindak lanjut penyelidikan, setelah polisi pada waktu sebelumnya menggelar pra rekonstruksi dan menelusuri aliran drainase eks anak sungai karang asam.
Jika hanya meyakini pakaian yang identik antara Yusuf dan jenazah tersebut, tentu belum bisa dijadikan landasan bagi pihak kepolisian. Untuk itu, pengujian DNA pasalnya wajib dilaksanakan. Jika pada orangtua diambil sampel darah, maka pada tubuh jenazah polisi dan tim forensik mengambil tulang lengan atas kanan dan iganya.
Kedua bahan itu, nantinya akan dikirim ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) di Jakarta Timur. Untuk mencari fakta kebenarannya.
“Kami tetap kooperatif dan mengikuti semua prosedurnya,” ucap Bambang Sulistyo setelah memberikan sampel di RSUD AW Sjahranie.
Meski harus menunggu hasil uji laboratorium, namun keyakinan Bambang masih teguh berdiri kalau jenazah tersebut merupakan buah hatinya bernama Yusuf. Jika nanti hasil telah keluar, namun fakta menunjukkan kenyataan yang berbeda, kata Bambang, ia bersama keluarga merasa cukup untuk melanjutkan pencarian dan mengikhlaskan semuanya.
“Saya legowoMas, kalau nantinya memang hasilnya berbeda pasti kami juga akan bicarakan lagi bagaimana kedepannya,” akunya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa, uji DNA yang dilakukan, merupakan prosedur yang harus dijalani. Hal ini untuk mengungkapkan rangkaian peristiwa penemuan jenazah secara bertahap.
Polisi berpangkat balok tiga ini, sana seperti sebelumnya kalau aparat berseragam coklat masih memfokuskan penyelidikan kepada hasil identifikasi. Untuk soal dugaan jenazah tersebut sebagai korban tindak kejahatan, Damus belum bisa membeberkannya lebih jauh.
“Kalau sementara dari forensik rumah sakit (RSUD AW Sjahranie) tidak ada tindak kekerasan,” akunya.
Bukti dan keterangan tentang tenggelamnya anak tersebut juga masih belum kuat, dan dugaan adanya penculikan membuat polisi masih menyelidiki semua dugaan.
“Semua dugaan masih kami dalami, sampai saat ini belum ada fakta kuat yang mengarah ke sana (penculikan),” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Upi
Editor: Yusuf Arafah