
Bekasi, Akurasi.id – Insiden robohnya coran tower provider di Desa Karang Satria, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menewaskan satu orang pekerja dan melukai enam lainnya. Hingga Selasa dini hari (28/1/2025), proses evakuasi terhadap korban tewas masih berlangsung akibat kondisi tower yang tidak stabil.
Kejadian ini bermula pada Senin (27/1/2025), saat tower provider setinggi 20 meter ambruk dan menimpa beberapa pekerja di lokasi. Proses evakuasi korban selamat berlangsung dramatis, namun kondisi struktur tower yang rentan runtuh menghambat evakuasi korban tewas yang masih tertimpa reruntuhan beton.
Evakuasi Tertunda Hingga Crane Tiba
Menurut Komandan Regu Tim Evakuasi Damkar Kabupaten Bekasi, Adhi Nugroho, crane dari pihak provider diperlukan untuk menyeimbangkan tower selama proses evakuasi berlangsung. “Crane digunakan untuk menjaga stabilitas tower agar tidak bergerak atau runtuh saat evakuasi dilakukan,” jelas Adhi di lokasi kejadian.
Crane tiba di lokasi pada pukul 21.46 WIB, dan tim Basarnas bersama operator crane segera memulai persiapan evakuasi. Proses awal dilakukan dengan membongkar panel-panel tower secara bertahap untuk mengurangi risiko ambruknya struktur.
Korban Tewas Masih Tertimpa Beton
Korban tewas dalam insiden ini adalah Rustadi (43), yang terjepit di bawah reruntuhan beton. Kapolsek Tambun Selatan, Kompol Wuryanti, menjelaskan bahwa langkah hati-hati diperlukan untuk menghindari runtuhnya tower selama proses evakuasi. “Risiko keselamatan petugas dan stabilitas tower menjadi prioritas kami,” ujar Wuryanti.
Selain korban tewas, lima pekerja terluka dalam kejadian ini dan telah dilarikan ke RS Bella dan RSUD Bekasi untuk mendapatkan perawatan. Dua orang lainnya masih mengalami syok akibat kejadian tersebut.
Dugaan Gagal Konstruksi
Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, menyatakan bahwa proses evakuasi memakan waktu lebih dari 12 jam karena berat total material tower mencapai lebih dari lima ton. Dugaan awal menyebutkan insiden ini disebabkan oleh gagal konstruksi, meski penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan.
“Kami khawatirkan menara menjadi semakin labil jika tidak ada penanganan yang tepat. Oleh karena itu, kami prioritaskan pembongkaran tower sebelum evakuasi korban dilakukan,” terang Desiana.
Upaya Gabungan Petugas
Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Damkar, dan pihak kepolisian terus berjibaku di lokasi hingga Selasa dini hari. Evakuasi korban tewas diperkirakan memakan waktu lebih lama karena kondisi medan yang sulit dan risiko yang tinggi.
Insiden ini menjadi peringatan bagi industri konstruksi untuk meningkatkan standar keselamatan dan pengawasan proyek.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy