
Magetan, Akurasi.id — Kecelakaan tragis kembali terjadi di perlintasan kereta api. Sebuah insiden maut melibatkan Kereta Api (KA) Malioboro Ekspres dan tujuh unit sepeda motor terjadi di perlintasan resmi JPL Nomor 08 Km 176+586, wilayah Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Senin siang (19/5/2025) sekitar pukul 12.49 WIB.
Kecelakaan bermula saat KA Matarmaja melintas, sehingga palang pintu ditutup oleh petugas jaga. Setelah kereta tersebut lewat, palang dibuka kembali dan tujuh sepeda motor yang telah menunggu langsung melintas. Namun, secara tragis, KA Malioboro Ekspres yang datang dari arah berlawanan justru menabrak para pengendara tersebut.
Empat Orang Tewas, Tiga Luka Berat
Data yang diterima menyebutkan bahwa enam unit sepeda motor dievakuasi dari lokasi kejadian. Akibat insiden ini, empat orang dilaporkan meninggal dunia di tempat, sementara tiga lainnya mengalami luka berat dan langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, mengonfirmasi bahwa kecelakaan terjadi karena palang pintu sudah dibuka oleh petugas meskipun KA Malioboro Ekspres masih dalam jalur melintas.
“Masyarakat yang sudah menunggu di perlintasan ini masuk ke dalam perlintasan dan terserempet oleh kereta Malioboro Ekspres tersebut,” ujar Erik.
KAI: Kereta Alami Kerusakan, Investigasi Berlangsung
Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun, Rokhmad Makin Zainul, menyatakan bahwa masinis KA Malioboro Ekspres dengan nomor 170 relasi Purwokerto–Malang segera melaporkan insiden kepada Pusat Pengendali Operasi Kereta Api (Pusdalopka) tepat pada pukul 12.49 WIB.
“Kereta Api Malioboro Ekspres mengalami kerusakan pada beberapa bagian sarana akibat insiden tersebut,” ungkap Rokhmad.
Saat ini PT KAI bersama pihak kepolisian dan instansi terkait tengah melakukan penyelidikan guna mendapatkan kronologi lengkap dari kejadian memilukan ini.
Duka Mendalam dan Tindakan Sosial
Sebagai bentuk empati dan pelayanan kepada masyarakat, Bhabinkamtibmas Desa Kenongorejo, BRIPKA Dwi Wahyu, melayat ke rumah salah satu korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.
“Polri harus menjadi harapan masyarakat untuk selalu hadir, baik dalam keadaan duka maupun penyelesaian permasalahan,” ujarnya sembari turut serta dalam prosesi pemakaman korban.
Kecelakaan ini menambah daftar panjang insiden maut di perlintasan kereta api di Indonesia. Banyak perlintasan, meski resmi, masih memiliki sistem pengamanan yang belum optimal, sehingga rawan kecelakaan. Tragedi ini menjadi pengingat bahwa peningkatan infrastruktur keselamatan dan edukasi pengguna jalan sangat dibutuhkan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy