
Halmahera Selatan, Akurasi.id – Jurnalis Metro TV, Sahril Helmi (31), yang menjadi korban ledakan kapal rigid inflatable boat (RIB) milik Basarnas Ternate, akhirnya ditemukan meninggal dunia setelah tujuh hari pencarian. Jenazahnya ditemukan di pesisir Tanjung Neraka, Desa Sabatang, Kabupaten Halmahera Selatan, setelah terbawa arus laut sejauh lebih dari 92 kilometer dari lokasi kejadian di Desa Gita, Kota Tidore Kepulauan.
Pencarian Selama Tujuh Hari di Tengah Cuaca Buruk
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ternate, Iwan Ramdani, menjelaskan bahwa korban terbawa arus kuat ke arah selatan hingga mencapai 50 nautical mile atau sekitar 92,6 kilometer dari lokasi kejadian. Tim SAR menggunakan teknologi SAR Map untuk memprediksi pergerakan korban dengan menginput koordinat awal, data cuaca dari BMKG, kecepatan serta arah angin, dan arus laut.
Upaya pencarian dilakukan dengan cakupan yang semakin diperluas setiap harinya:
- Hari ke-2: Pencarian sejauh 7 nautical mile.
- Hari ke-3: Pencarian diperluas hingga 22 nautical mile.
- Hari ke-4: Pencarian dibagi menjadi empat sektor dengan bantuan KRI Tatihu yang memperluas area hingga 30 nautical mile.
- Hari ke-5: Empat sektor pencarian dengan bantuan kapal KN SAR Pandudewanata, kapal Polairud Polda Maluku Utara, kapal KPLP, dan KRI Tatihu.
- Hari ke-6: Pencarian diperluas hingga 40 nautical mile ke arah selatan, mencakup enam sektor.
- Hari ke-7: Pencarian tetap di area 40 nautical mile, namun hanya mencakup lima sektor karena KN SAR Pandudewanata mengalami kerusakan.
Cuaca ekstrem menjadi kendala utama dalam proses pencarian. Gelombang tinggi dan angin kencang menghambat operasional kapal besar maupun longboat nelayan. Namun, pada hari ketujuh, kondisi cuaca membaik sehingga jenazah korban mulai muncul ke permukaan dan ditemukan warga di pesisir Desa Sabatang.
Proses Evakuasi dan Pemakaman
Jenazah Sahril Helmi ditemukan warga pada Sabtu (8/2/2025) pukul 10.25 WIT. Penemuan ini segera dilaporkan kepada pihak desa dan tim media Halmahera Selatan yang juga tengah melakukan pencarian. Korban kemudian dievakuasi menggunakan kapal cepat oleh tim media Halmahera Selatan dengan pengawalan Unit Siaga SAR dan Polairud menuju Pelabuhan Babang Bacan.
Jenazah Sahril Helmi dimakamkan di kampung halamannya, TPU Desa Bisui, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Proses pemakaman dihadiri keluarga, kerabat, dan perwakilan dari Metro TV. Sementara itu, keluarga besar Metro TV yang tidak dapat hadir menggelar doa bersama dan salat gaib di kantor pusat Metro TV, Jakarta. Acara ini dihadiri CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib, Direktur Metro TV Arief Suditomo, serta jajaran manajemen lainnya.
Belasungkawa dan Penghormatan untuk Jurnalis Pejuang
Direktur Metro TV, Arief Suditomo, menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian Sahril Helmi. Ia mengingatkan para jurnalis untuk selalu mengutamakan keselamatan saat bertugas di lapangan.
“Atas nama keluarga besar Metro TV, kami mengucapkan turut berduka sedalam-dalamnya atas kepergian almarhum Sahril Helmi. Beliau adalah sahabat, saudara, dan bagian dari keluarga besar Metro TV yang kami kenang sebagai jurnalis pejuang yang mempertaruhkan nyawanya untuk tugas kemanusiaan,” ujar Arief.
Sahril Helmi gugur saat menjalankan tugas jurnalistik dalam operasi penyelamatan dua nelayan di perairan Tidore, Maluku Utara, pada 2 Februari 2025. Namun, nahas, sekitar 10 menit sebelum mencapai lokasi, bagian belakang speedboat tim SAR meledak, menyebabkan 11 orang di atasnya terlempar ke laut. Kejadian tragis ini menewaskan dua anggota tim SAR dan satu anggota Dit Polairud, sementara Sahril Helmi sempat hilang sebelum akhirnya ditemukan pada hari ketujuh.
Kehilangan Sahril Helmi menjadi duka mendalam bagi dunia jurnalistik Indonesia. Semoga jasa dan pengorbanannya dalam misi kemanusiaan menjadi amal ibadah yang diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy