
Akurasi.id – Tragedi memilukan terjadi saat pesta rakyat dalam rangkaian pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maulana Akbar, dan Wakil Bupati Garut Putri Karlina, Jumat (18/7). Tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan 27 lainnya mengalami luka-luka akibat kerumunan massa yang tidak terkendali di gerbang barat Alun-alun Garut, lokasi utama acara.
Kabid Dokkes Polda Jabar, Kombes Pol. drg. Iwansyah, menyebut total korban berjumlah 30 orang. “Tiga di antaranya meninggal dunia, delapan dirawat intensif di rumah sakit, dan sembilan belas menjalani rawat jalan,” kata Iwansyah, Sabtu (19/7).
Korban Jiwa Termasuk Anak dan Anggota Polisi
Tiga korban meninggal terdiri dari Bripka Cecep Saepul Bahri (39), anggota Polres Garut; Vania Apriliani (8), warga Sukamentri, Garut Kota; dan Dewi Jubaedah (61), warga Sukawening. Bripka Cecep wafat di RS TNI Guntur, sementara dua lainnya meninggal di RSUD dr. Slamet Garut.
Ketiga korban telah dimakamkan di wilayah masing-masing. Bripka Cecep dimakamkan dengan upacara penghormatan kedinasan di Kampung Sukadana Gandok, Garut Kota.
Luka-Luka: Sesak Napas, Trauma, hingga Panic Attack
Delapan korban masih dirawat intensif di RSUD dr. Slamet Garut, mengalami diagnosa medis seperti trauma dada, asma bronkhial, dan nyeri otot (myalgia). Sedangkan 19 korban lainnya mengalami trauma ringan, serangan panik, dan sindrom dispepsia gangguan pencernaan yang dipicu stres dan kepadatan massa.
Tanggung Jawab Moral Dedi Mulyadi
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi buka suara terkait insiden ini. Ia mengklaim sudah sejak awal melarang acara makan gratis yang berpotensi menimbulkan kerumunan. “Saya sudah mewanti-wanti EO untuk tidak mengadakan kegiatan makan bersama dalam jumlah besar,” ujar Dedi.
Namun, Dedi tetap mengambil tanggung jawab moral sebagai orang tua dari mempelai pria. Ia pun telah mengunjungi rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa dan memberikan bantuan kepada keluarga korban.
“Saya bertanggung jawab sebagai orang tua dari mempelai pria. Saya hadir di malam itu hanya untuk agenda seni mingguan yang biasa dilakukan Pemprov,” jelasnya.
Keluarga Korban Tak Akan Menuntut
Apidin, ayah dari Vania Apriliani, menyatakan bahwa ia dan istrinya menerima kejadian tersebut sebagai musibah. “Kami tidak akan menuntut siapapun. Kami hanya berharap hal seperti ini tidak terjadi lagi,” ujarnya haru.
Polisi Lakukan Penyelidikan
Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan berencana memeriksa sejumlah pihak terkait untuk proses penyelidikan lebih lanjut atas insiden maut ini.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa keamanan dan pengendalian massa harus menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan acara berskala besar, terlebih jika melibatkan pejabat dan masyarakat umum.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy